Arsip untuk Januari 14th, 2009

14
Jan
09

ASPEK KLINIS KELAINAN KONGENITAL DAN PENYAKIT KETURUNAN

Konsep Fisiologis
 Gen dan Kromosom
 Gen merupakan factor-faktor keturunan yang terdapat dalam kromosom yang terdiri atas DNA (Deoxyribonukleicacid).
 Tiap gen mengandung informasi yang disandi dalam bentuk sekuen dari nukleutida.
 Kromosom merupakan struktur nucleus yang merupakan sel eukariotik terdiri molekul DNA yang berisi gen.
 DNA terdiri dari dua utas benang polinukleotida yang saling berpilin (double helix=berpilin ganda). Seutas tali nukleotida tersusun atas rangkaian nukleotida yang terdiri dari gugusan gula deoksiribosa, gugusan asam pospat dan gugusan basa nitrogen.
 Basa nitrogen penyusun DNA terdiri dari basa purin yaitu adenin (A) dan guanin (G), serta basa pirimidin yaitu sitosin (C) dan timin (T).
 Manusia memiliki 23 pasang Kromosom yang terdiri dari 2 bagian yaitu autosom dan genosom.
 Autosom yaitu pembawa sifat sebanyak 22 pasang sedangkan genosom yaitu pembawa sifat kelamin sebanyak 1 pasang. Kromosom = 44 A + XY (untuk sperma), 44 A + XX (untuk ovum).

 Sifat Genom : DNA dan RNA
 Asam nukleat yang ada sangkut pautnya dengan sifat hereditas adalah ADN (asam deoksiribo nukleat) dan ARN (asam ribonukleat).
 DNA dan RNA bertangmgung jawab terhadap sintesis protein serta mengontrol sifat-sifat keturunan

 Siklus Sel
Sel-sel yang bereproduksi akan menggandakan informasi yang terkandung dalam DNA nya dan kemudian membelah diri untuk menjadi dua sel baru. Siklus sel ini terdiri dari 2 fase : Interfase, saat sel menggandakan DNAnya dan Mitosis, saat sel terbelah menjadi dua.
1. Interfase
Dalam keadaan tidak aktif membelah atau dianggap sebagai stadium istirahat walaupun tejadi saat replikasi DNA dan sintesis protein aktif. Interfase merupakan suatu proses yang memakan waktu antara 10-20 jam
Interfase dibagi lagi menjadi 3 periode yang berbeda:
– Stadium G1, periode pada saat sel beristirahat setelah menjalani mitosis
– Stadium G2, periode pada saat sel secara aktif membentuk protein, lemak, dan potongan-potongan RNA
– Stadium S, periode sewaktu terjadi penyalinan DNA

2. Mitosis
Mitosis adalah proses yang jauh lebih singkat dari pada interfase dan berlangsung sekitar satu jam. Sel, yang telah mengalami duplikasi pada interfase, terbelah menjadi dua sel anak yang mengandung 23 pasang kromosom.proses pembelahan mitosis terjadi pada semua sel tubuh makhluk hidup, kecuali pada jaringan yang menghasilkan sel gamet. Mitosis terdiri dari stadium-stadium profase, metafase, anafase, dan telofas.
– Profase, adalah stadium dimana strukur-struktur protein (sentriol) yang terdapat disitoplasma sel mulai bergerak disisi atau kutub yang berlawanan didalam sel. Hal ini akan meregangkan membran inti dan menyebabkan pecah.
– Metafase, adalah stadium selama kromosom secara jelas tampak menjadi dua set pasangan yang berdampingan satu sama lain di bagian tengah sel. Terdapat mikrotubulus yang memanjang dari sentriol kemasing-masing pasangan kromosom.
– Anafase, adalah stadium selama mikrotubulus mulai menarik pasangan kromosom agar terpisah. Satu pasang menuju salah satu kutub sentriol dan pasangan lainnya menuju kutub sentriol yang lain
– Telofase, adalah stadium selama sel terbelah ditengahnya dan terbentuk membran inti yang baru di kedua sel baru tersebut yang membungkus ke 23 pasang kromosom (total 46) yang terdapat didalam sel.

 Meiosis
Meiosis adalah proses dimana sel-sel seks pada ovarium atau testis menghasilkan sel telur atau sperma yang matang. Meiosis melibatkan replikasi DNA dalam seks, diikuti oleh pembelahan dua sel. Terbentuk sel anak , masing-masing hanya memiliki n kromosom yaitu 23 kromosom. Selama pembuahan (fertilisasi), informasi genetik yang terkandung dalam 23 kromosom telur menyatu dengan informasi genetik yang terkandung dalam 23 komosom sperma. Hal ini menghasilkan embrio dengan komosom total 46.
Perbedaan mitosis dan meiosis
No Mitosis Meiosis
1 Satu kali pembelahan Dua kali pembelahan
2 Menghasilkan 2 sel anak Menghasilkan 4 sel anak
3 Jumlah kromosom sel anak sama dengan kromosom sel induk (2 n) Jumlah kromosom sel anak setengah kromosom sel induk
4 Terjadi di sel tubuh Terjadi di organ reproduksi ( tempat pembentukan sel kelamin
5 Berfungsi untuk perbanyakan sel, pertumbuan, dan perbaikan Berfungsi untuk membentuk sel kelamin

 Genotif dan Fenotif
Informasi genetik yang di bawa dalam kromosom sel anak disebut genotif.
Gambaran fisik dari informasi genetik tsb, tinggi/ pendek, gelap/ terang =fenotif

Pewarisan Gen Tunggal
Gen yang menentukan sifat spesifik disebut alel, untuk masing-masing sifat, sebuah gen tunggal memiliki dua alel pengontrol: satu pada kromosom yang berasal dari ibu dan satu pada kromosom yang berasal dari ayah.
Alel Heterezigot dan Homozigot
Apabila seseorang memiliki alel identik maka bersifat homozigot(AA), dan seseorang memiliki alel yang berlainan yang mengkode satu sifat disebut heterozigot(aa).

Pewarisan Multifaktor
Sebagian besar karakteristik fenotif dipengaruhi oleh beberapa gen. Tinggi, Intelegensi, dan karakteristik kepribadian adalah contoh sifat-sifat yang disebut multifaktor.

Konsep Patofisiologis
Mutasi
Mutasi adalah kesalahan dalam sekuen DNA. Mutasi dapat terjadi secara spontan, atau setelah suatu sel terpajan radiasi, bahan kimia tertentu, atau berbagai virus.
Sebagian besar mutasi akan teridentifikasi dan diperbaiki oleh enzim-enzim yang bekerja didalam sel. Apabila tidak terdeteksi atau diperbaiki maka mutasi akan diwariskan kesemua sel anak. Mutasi pada gamet (sel telur/sperma) menyebabkan cacat kongenital pada keturunan.

Penyebab mutasi:
1. mutasi spontan
perubahan secara alamiah yang disebabkan:
 panas
 radiasi sinar kornis
 bantuan radio aktif
 sinar UV
 mikroorganisme
 kesalahan DNA dalam metabolisme
2. mutasi buatan
 penggunaan senjata nuklir
 pemakaian bahan kimia, fisika dan biologi
 penggunaan bahan radioaktif
 penggunaan roket, televisi,dll

Cacat Kongenital
Cacat atau defek kongenital, disebut juga cacat lahir, mencakup kesalahan genotif serta fenotif dalam embrio atau janin yang sedang tumbuh. Cacat genetik dapat terjadi stabil, kesalahan jumlah kromosom, atau gangguan-gangguan lingkungan.
Pemutusan Kromosom
Suatu kromosom dapat mengalami 3 peristiwa yaitu, pemutusan, bergabung secara tidak normal kekromosom lain, atau dapat lenyap seluruhnya. Hal ini dapat terjadi selama meiosis atau mitosis. Apabila terjadi selama mitosis, maka sel yang terkena biasanya mati. Apabila terjadi selama meiosis di sel telur/sperma, maka timbul cacat kongenital atau kematian pada embrio.
Kesalahan pada Jumlah Kromosom
Biasanya sel somatik memiliki 2n kromosom,tetapi banyak organisme mempunyai susunan kromosom yang jumlahnya lebih atau kurang dari normal.hal tersabut disebabkan penggandaannya tidak benar yang disebut aneusomi.
Contoh: normal = 2n
Monosomi = 2n-1
Nulisomi = 2n-2
Trisomi = 2n+1
Tetrasoni = 2n+2
Perubahan penggandaan dapat terjadi karena terjadinya anafase lag dan nondisjungsi.anafase lag adalah peristiwa tidak melekatnya kromatid pada gelendong sewaktu anafase meiosis 1.adapun nondisjungsi yaitu peristia gagal berpisahnya kromosom homolog pada waktu anafase dari meiosis II.

Cacat kongenital
No Nama penyakit Kelainan jumlah kromosom Ciri- ciri
1 Sindrom turner 2n-1 ( monosomi ) Wanita dengan perkembangan sex terhambat, payudara tidak tumbuh, bertubuh pendek,mandul
2 Sindrom klinefelter 2n+ 1 ( trisomi) Laki- laki dengan kecenderungan seperti wanita, payudara tumbuh, testis tidak tumbuh, dan mental terbelakang
3 Sindrom patau 2n+ 1 ( trisomi )
Pada autosom no. 13, 14, 15 Tanda kelainan jarang ditemukan karena pada umumya penderita mati setelah beberapa jam atau hari dilahirkan
4 Sindrom down 2n+ 1 ( trisomi )
Pada autosom no. 21 Tubuh pendek, terbelakang mental, mata sipit, lidah tebal
5 Sindrom edwards 2n+ 1 ( trisomi ) Wanita normal tetapi ciri- ciri sekunder wanita tidak berkembang, ada yang schizoprenia
Penyakit keturunan
Penyakit keturunan adalah penyakit akibat keabnormalan genetik yang diturunkan oleh orang tuanya. Penyakit menurun tidak menular,tidak dapat disembuhkan dan akan terus diwariskan pada keturunannya. penyakit menurun biasanya bersifat resesif sehingga baru muncul jika dalam keadaan homozigot . dalam keadaan heterozigot,fenotife penyakit tidak muncul karena tertutup oleh gen pasangannya yang dominan. Salah satu contoh kasus buta warna:
B=normal
b=buta warna
Misal wanita carier/pembawa menikah dengan laki-laki normal
XB Xb >< XBY

XB XB , XBY , XBXb , XbY
♀ normal , ♂normal , ♀carier , ♂buta warna
Persentase: 50% normal , 25% carier , 25% buta warna

PENYAKIT MENURUN

NO Nama penyakit Penyebab keterangan
1 Hemofili Tidak dapat memproduksi faktor pembeku darah Luka-luka kecil(lecet,memar) bisa menyebabkan kematian
2 Buta warna Tidak dapat menangkap panjang gelombang cahaya tertentu Buta warna parsial:tidak bisa membedakan biru-hijau,biru-merah dan merah-hijau
3 Albino Tidak adanya pigmen warna melanin Rentan terhadap kanker kulit dan tidak tahan sinar
4 Gangguan mental Kerusakan saraf karena kadar asam fenilpirufat di dalam darah terlalu tinggi

Mekanisme albino

kelainan kromosom dari induk

Tidak adanya gen melanin

Tidak diproduksinya enzim pembentuk melanin

Tidak adanya pigmen melanin

Albino

Mekanisme hemofili

Kelainan kromosom dari induk

Tidak adanya gen pembeku darah

Hemofili

ketika terjadi luka

darah banyak membanjiri luka

terjadi perdarahan hebat

darah banyak terbuang

beresiko kematian

14
Jan
09

Gagal Ginjal Kronik

 

 

 

 

 

 Pengertian

Gagal ginjal adalah hilangnya fungsi ginjal, gagal ginjal yang terjadi secara mendadak di sebut gagal ginjal akut.

Gagal ginjal yang berkaitan dengan menurunnya fungsi ginjal secara progresif ireversibel bi sebut gagal ginjal kronik. Gagal ginjal kronik akhirnya menyebabakan dialisis ginjal transplantasi/kematian

 

 

Tanda dan Gejala

Kardiovaskuler:

          Hipertensi

          Pitting edema

          Edema

          Pembesaran vena leher

 

Pulmoner

 

          Napas dalam

          Seputum kental dan liat

 

Gastrointestinal

 

          Napas berbau ammonia

          Ulserasi dan pendarahan mulut

          Anoreksia mual dan muntah

          Konstipasi dan diare

          Perdarahan dari saluran G.I

 

Muskuloskeletal

 

          Kram otot

          Kekuatan otot hilang

          Fraktur hilang

 

Penatalaksanaan diet

 

          Rendah protein

          Rendah kalium

          Rendah natrium dan cairan

          Cairan yang di perbolehkan masuk :2000ml untuk 24 jam

          Tinggi kalori

 

 

Prosedur Diagnostik

 

          Pemeriksaan kimia urine

          Uji kebersihan kreatinin

          Pemeriksaan diagnostik

 

Dampak terhadap tubuh lain:

 

          Kulit

          Kepala dan leher

          Mata

          Sistem kardiovaskuler

          Sistem pernapasan

          Gastroinstesinal

          Saluran kemih

          Sistem reproduksi

          Sistem saraf

          Tulang

          Sendi

          Hematologi

          Sistem endokrin

 

Pertimbangan pada lansia

 

Perubahan pada fungsi renal, perubahan fungsi ginjal seiring dengan penuaan meningkatkan kerentanan lansia untuk mengalami disfungsi dan gagal ginjal.perubahan aliran darah renal, filtrasi glomerulus dan klirens ginjal pada gagal ginjal meningkatkan resiko terjadinya perubahan terkait medikasi.

Insiden penyakit sistemik seperti aterosklerosis,hipertensi, gagal jantung, diabetes, dan malignasi meningkatkan seiring dengan bertambahnya usia, menyebabakan lansia rentan terhadap penyakit ginjal akibat kondisi di atas

 

 

Masalah keperawatn yang mungkin muncul

 

          Kelebihan volume cairan

          Perubahan nutrisi

          Intoleransi aktivitas

          Gangguan harga diri

          Kurang pengetahuan tentang kondisi dan program penanganan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

14
Jan
09

NEPROLITHIASIS

Pengertian:

 

Neprolithiasis adalah pembentukan btu ginjal pada saluran kemih yang letaknya di pelvis ginjal.

 

Penyebab:

 

Disebabkan oleh peningkatan pH urin konsentrasi bahan-bahan pembentuk batu yang tinggi di dalam darah dan urin, dan obat / kebiasaan makan tertentu, juga dapat merangsang pembentukan batu segala sesuatu yang menghambat aliran urin dan menyebabkan statis urin di bagian mana saja disaluran kemih, memingkatakan kemungkinan pembentukan batu. Faktor yang mempengaruhi pembentukan batu mencakup infeksi, statis urin, periode imobilisasi.

 

Tanda dan Gejala:

 

         Pengurangan nyeri dapat di hilangkan dengan morfin/meperiden

         Pengangkatan batu, pemeriksaan sistoskopik dan pasase kateter uretoral kecil

         Terapi nutrisi berperan penting dalam mencegah batu renal

         Terapi medikasi di berikan sesuai jenis batu,  misal: batu kalsium,batu posfat, batu urat

         Terapi laser

         Mungkin di perlukan tindakn bedah

 

Penatalaksanaan Medis:

 

         Pengurangan nyeri dapat di hilangkan dengan morfin/meperiden

         Pengangkatan batu, pemeriksaan sistoskopik dan pasase kateter uretoral kecil

         Terapi nutrisi berperan penting dalam mencegah batu renal

         Terapi medikasi di berikan sesuai jenis batu,  misal: batu kalsium,batu posfat, batu urat

         Terapi laser

         Mungkin di perlukan tindakn bedah

 

Prosedur Diagnostik

 

Selain pemeriksaan melalui anamnesis dan jasmani untuk menegakkan diagnosis, perlu di tunjang dengan pemeriksaan radiologi laboratorium,pemeriksaan renogram

 

 

 

 

 

Penatalaksanaan diet

 

         Makanan vit D harus di hindari

         Garam meja dari makanan tinggi natrium harus di kurang

 

Masalah keperawatan yang mungkin muncul

 

Bila terjadi hematuria perlu di timbangkan kemungkinan keganasan apalagi bila hemeturia terjadi tanpa nyeri. Saluran kemih yang bertahun-tahun dapat juga menyebabkan tumor yang umunya karsinoma epidermoid, usus batu ginjal dengan hidronefrosis perlu di pertimbangkan kemungkinan tumor ginjal mulai dari polikista hingga tumor grawitz

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

14
Jan
09

UROLITHIASIS

A.     DEFINISI

Batu di dalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah massa keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi.

Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal (batu ginjal) maupun di dalam kandung kemih (batu kandung kemih).  Proses pembentukan batu ini disebut urolitiasis (litiasis renalis, nefrolitiasis). 

B.      PENYEBAB

Batu terbentuk di traktus urinarius ketika :

§  Konsentrasi (kalsium oksalat, kalsium fosgat, asam urat) meningkat.

§  Defisiensi sitrat yang secara normal mencegah kristalisasi dalam urin.

§  rh urin

 

C.      GEJALA

§  Batu di dalam kandung kemih bisa menyebabkan nyeri di perut bagian bawah.

§  Batu yang menyumbat ureter, pelvis renalis maupun tubulus renalis bisa menyebabkan nyeri punggung atau kolik renalis (nyeri kolik yang hebat).

§  Kolik renalis ditandai dengan nyeri hebat yang hilang-timbul, biasanya di daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggang, yang menjalar ke perut, daerah kemaluan dan paha sebelah dalam.

§  mual dan muntah

§  perut menggelembung

§  demam, menggigil

§  darah di dalam air kemih

 

D.      PATOFISIOLOGI

 

Hiperkalsuria

¯

Batu di traktus urinarius

¯

Kristalisasi

 

Infeksi                          Obstruksi

¯                                         ¯

                   Sepsis               Peningkatan tek.hidrostatik

 

       

                                retensi urin         distensi piala ginjal

 

 

 

E.       MANIFESTASI KLINIS

§  Obstruksi

§  Peningkatan tekanan hidrostatik

§  Distensi piala ginjal

§  Disuria

§  Infeksi

Nyeri

 

F.       DIAGNOSA

§  Batu yang tidak menimbulkan gejala, mungkin akan diketahui secara tidak sengaja pada pemeriksaan analisa air kemih rutin (urinalisis).

§  Batu yang menyebabkan nyeri biasanya didiagnosis berdasarkan gejala kolik renalis, disertai dengan adanya nyeri tekan di punggung dan selangkangan atau nyeri di daerah kemaluan tanpa penyebab yang jelas.

§  Analisa air kemih mikroskopik bisa menunjukkan adanya darah, nanah atau kristal batu yang kecil.

§  Biasanya tidak perlu dilakukan pemeriksaan lainnya, kecuali jika nyeri menetap lebih dari beberapa jam atau diagnosisnya belum pasti.

§  Pemeriksaan tambahan yang bisa membantu menegakkan diagnosis adalah pengumpulan air kemih 24 jam dan pengambilan contoh darah untuk menilai kadar kalsium, sistin, asam urat dan bahan lainnya yang bisa menyebabkan terjadinya batu.

§  Rontgen perut bisa menunjukkan adanya batu kalsium dan batu struvit.

§  Pemeriksaan lainnya yang mungkin perlu dilakukan adalah urografi intravena dan urografi retrograd.

 

G.     PENATALAKSANAAN

§  Batu kecil yang tidak menyebabkan gejala, penyumbatan atau infeksi, biasanya tidak perlu diobati. Minum banyak cairan akan meningkatkan pembentukan air kemih dan membantu membuang beberapa batu; jika batu telah terbuang, maka tidak perlu lagi dilakukan pengobatan segera.

§  Kolik renalis bisa dikurangi dengan obat pereda nyeri golongan narkotik.

§  Batu di dalam pelvis renalis atau bagian ureter paling atas yang berukuran 1 sentimeter atau kurang seringkali bisa dipecahkan oleh gelombang ultrasonik (extracorporeal shock wave lithotripsy, ESWL). Pecahan batu selanjutnya akan dibuang dalam air kemih.

§  Kadang sebuah batu diangkat melalui suatu sayatan kecil di kulit (percutaneous nephrolithotomy, nefrolitotomi perkutaneus), yang diikuti dengan pengobatan ultrasonik.

§  Batu kecil di dalam ureter bagian bawah bisa diangkat dengan endoskopi yang dimasukkan melalui uretra dan masuk ke dalam kandung kemih.

§  Batu asam urat kadang akan larut secara bertahap pada suasana air kemih yang basa (misalnya dengan memberikan kalium sitrat), tetapi batu lainnya tidak dapat diatasi dengan cara ini. Batu asam urat yang lebih besar, yang menyebabkan penyumbatan, perlu diangkat melalui pembedahan.

§  Adanya batu struvit menunjukkan terjadinya infeksi saluran kemih, karena itu diberikan antibiotik.

 

H.     PENCEGAHAN

Tindakan pencegahan pembentukan batu tergantung kepada komposisi batu yang ditemukan pada penderita. Batu tersebut dianalisa dan dilakukan pengukuran kadar bahan yang bisa menyebabkan terjadinya batu di dalam air kemih.

1.    Batu kalsium

Sebagian besar penderita batu kalsium mengalami hiperkalsiuria, dimana kadar kalsium di dalam air kemih sangat tinggi.

§  Obat diuretik thiazid(misalnya trichlormetazid) akan mengurangi pembentukan batu yang baru.

§  Dianjurkan untuk minum banyak air putih (8-10 gelas/hari).

§  Diet rendah kalsium dan mengkonsumsi natrium selulosa fosfat.

§  Untuk meningkatkan kadar sitrat (zat penghambat pembentukan batu kalsium) di dalam air kemih, diberikan kalium sitrat.

§  Kadar oksalat yang tinggi dalam air kemih, yang menyokong terbentuknya batu kalsium, merupakan akibat dari mengkonsumsi makanan yang kaya oksalat (misalnya bayam, coklat, kacang-kacangan, merica dan teh). Oleh karena itu sebaiknya asupan makanan tersebut dikurangi.

§  Kadang batu kalsium terbentuk akibat penyakit lain, seperti hiperparatiroidisme, sarkoidosis, keracunan vitamin D, asidosis tubulus renalis atau kanker. Pada kasus ini sebaiknya dilakukan pengobatan terhadap penyakit-penyakit tersebut.

2.    Batu asam urat

§  Dianjurkan untuk mengurangi asupan daging, ikan dan unggas, karena makanan tersebut menyebabkan meningkatnya kadar asam urat di dalam air kemih.

§  Untuk mengurangi pembentukan asam urat bisa diberikan allopurinol.

§  Batu asam urat terbentuk jika keasaman air kemih bertambah, karena itu untuk menciptakan suasana air kemih yang alkalis (basa), bisa diberikan kalium sitrat.

§  Dianjurkan untuk banyak minum air putih.

 

 

PROSES KEPERAWATAN

1.       Pengkajian

§  Obs. TTV

§  Tanda-tanda infeksi (demam, menggigil, disuria, sering berkemih)

§  Obstruksi (oliguria/ anuria)

§  Obs. Urin adanya darah

2.       Diagnosa keperawatan

§  Nyeri b.d. inflamasi, obstruksi dan abrasi traktus urinarius

§  Kurang pengetahuan tentang pencegahan kekambuhan batu renal

3.       Perencanaa

Tujuan : mencangkup pengurangan nyeri dan ketidaknyamanan, pencegahan kekambuhan batu,dan pencegahan komplikasi.

4.       Intervensi keperawatan

§  Mengurangi nyeri

§  Pendidikan kesehatan

5.       Evaluasi

a.    Menunjukan kekurangan nyeri

b.   Menunjukan peningkatan perilaku sehat untuk mencegah kekambuhan

§  Menkonsumsi masukan cairan dalam junlah besar (10-12 gelas/ hari)

§  Melakukan aktivitas yang sesuai

§  Menkonsumsi diet yang diresepakn untuk mengurangi faktor preisposisi pembentukan batu

§  Mengidentifikasi gejala yang harus dilaporkan ke tenaga kesehatan (demam, nyeri, menggigil, hematuria, nyeri pinggul)

§  Memantau ph urin

c.    Tidak ada komplikasi

§  Tidak memperlihatkan tanda sepsis dan infeksi

§  Berkemih sebanyak 200-400 ml urin jernih tanpa hematuria

§  Melaporkan tidak adanya disuria, frekuensi

§  Suhu normal

 (Kumpulan Tugas Kuliah – The Nurse)

14
Jan
09

INDUKSI PERSALINAN

Induksi persalinan adalah pencetusan persalinan buatan. Augmentasi persalinan menggunakan teknik dan obat yang sama dengan induksi persalinan, tetapi dilakukan setelah kontraksi dimulai secara spontan.

Biasanya induksi persalinan hanya dilakukan jika ibu memiliki masalah kebidanan atau jika ibu maupun bayinya memiliki masalah medis. untuk menentukan kematangan janin secara akurat, sebelum dilakukan induksi, bisa dilakukan amniosentesis.

Pada induksi persalinan biasanya digunakan oksitosin, yaitu suatu hormon yang menyebabkan kontraksi rahim menjadi lebih kuat. hormon ini diberikan melalui infus sehingga jumlah obat yang diberikan dapat diketahui secara pasti.

selama induksi berlangsung, denyut jantung janin dipantau secara ketat dengan menggunakan alat pemantau elektronik. Jika induksi tidak menyebabkan kemajuan dalam persalinan, maka dilakukan operasi sesar.

Pada augmentasi persalinan diberikan oksitosin sehingga kontraksi rahim bisa secara efektif mendorong janin melewati jalan lahir. Tetapi jika persalinan masih dalam fase inisial (dimana serviks belum terlalu membuka dan kontraksi masih tidak teratur), lebih baik augmentasi ditunda dengan membiarkan ibu beristirahat dan berjalan-jalan.

Kadang terjadi kontraksi yang terlalu kuat, terlalu sering atau terlalu kuat dan terlalu sering. keadaan ini disebut kontraksi disfungsional hipertonik dan sulit untuk dikendalikan. Jika hal ini terjadi akibat pemakaian oksitosin, maka pemberian oksitosin segera dihentikan. diberikan obat pereda nyeri atau terbutalin maupun ritodrin untuk membantu menghentikan maupun memperlambat kontraksi.

Tahapan :

500 cc dextrose 5%, dicampurkan 5 IU oksitosin sintetik. Cairan oksitosin dialirkan melalui infus dengan dosis 0.5 mIU sampai 1.0 mIU per menit, sampai diperoleh respons berupa aktifitas kontraksi dan relaksasi uterus yang cukup baik. Dimulai dari 8 tetes dan dinaikkan 4 tetes/15 menit.. Dengan Maksimal tetesan 40 tetes. Ini semua dilakukan untuk mendapatkan Kontraksi Rahim yang adekuat sehingga menyebabkan pembukaan jalan lahir.

Evaluasi Keberhasilan Induksi oleh tenaga Medis dapat dilihat dalam score Bishop. Bila, sudah di induksi  dengan Infus Drip 3x tapi tetap tidak ada kemajuan, dikatakan INDUKSI GAGAL. Dan bila kegagalan persalinan dikarenakan rahim yang tak mau berkontraksi (POWER), penanganan selanjutnya dapat dilakukan dengan cara Sectio Caesarea

14
Jan
09

OLIGOHIDRAMNION

A. Definisi

Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal, yaitu kurang dari 500 cc.

 

B. Etiologi

Etiologi belum jelas, tetapi disangka ada kaitannya dengan renal agenosis janin. Etiologi primer lainnya mungkin oleh karena amnion kurang baik pertumbuhannya dan etiologi sekunder lainnya, misalnya pada ketuban pecah dini.

 

C. Patofisiologi

Sindroma Potter dan Fenotip Potter adalah suatu keadaan kompleks yang berhubungan dengan gagal ginjal bawaan dan berhubungan dengan oligohidramnion (cairan ketuban yang sedikit).

Fenotip Potter digambarkan sebagai suatu keadaan khas pada bayi baru lahir, dimana cairan ketubannya sangat sedikit atau tidak ada. Oligohidramnion menyebabkan bayi tidak memiliki bantalan terhadap dinding rahim. Tekanan dari dinding rahim menyebabkan gambaran wajah yang khas (wajah Potter). Selain itu, karena ruang di dalam rahim sempit, maka anggota gerak tubuh menjadi abnormal atau mengalami kontraktur dan terpaku pada posisi abnormal.

Oligohidramnion juga menyebabkan terhentinya perkembangan paru-paru (paru-paru hipoplastik), sehingga pada saat lahir, paru-paru tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

Pada sindroma Potter, kelainan yang utama adalah gagal ginjal bawaan, baik karena kegagalan pembentukan ginjal (agenesis ginjal bilateral) maupun karena penyakit lain pada ginjal yang menyebabkan ginjal gagal berfungsi.

Dalam keadaan normal, ginjal membentuk cairan ketuban (sebagai air kemih) dan tidak adanya cairan ketuban menyebabkan gambaran yang khas dari sindroma Potter.

Gejala Sindroma Potter berupa :

     Wajah Potter (kedua mata terpisah jauh, terdapat lipatan epikantus, pangkal hidung yang lebar, telinga yang rendah dan dagu yang tertarik ke belakang).

     Tidak terbentuk air kemih

     Gawat pernafasan,

 

D.  Wanita dengan kondisi berikut memiliki insiden oligohidramnion yang tinggi.

1. Anomali kongenital (misalnya : agenosis ginjal, sindrom patter).

2. Retardasi pertumbuhan intra uterin.

3. Ketuban pecah dini (24-26 minggu).

4. Sindrom paska maturitas.

 

 

 Gambar

                                                  

                      

 

             

E. Gambaran Klinis

1. Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada ballotemen.

2. Ibu merasa nyeri di perut pada setiap pergerakan anak.

3. Sering berakhir dengan partus prematurus.

4. Bunyi jantung anak sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar lebih jelas.

5. Persalinan lebih lama dari biasanya.

6. Sewaktu his akan sakit sekali.

7. Bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar.

 

F. Pemeriksaan Penunjang

 

Pemeriksaan yang biasa dilakukan:

   USG ibu (menunjukkan oligohidramnion serta tidak adanya ginjal janin atau ginjal yang sangat abnormal)

   Rontgen perut bayi

   Rontgen paru-paru bayi

   Analisa gas darah.

.

G. Akibat Oligohidramnion

 

1.   Bila terjadi pada permulaan kehamilan maka janin akan menderita cacat bawaan dan pertumbuhan janin dapat terganggu bahkan bisa terjadi partus prematurus yaitu picak seperti kertas kusut karena janin mengalami tekanan dinding rahim.

2.   Bila terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut akan terjadi cacat bawaan seperti club-foot, cacat bawaan karena tekanan atau kulit jadi tenal dan kering (lethery appereance).

 

H. Tindakan Konservatif

1. Tirah baring.

2. Hidrasi.

3. Perbaikan nutrisi.

4. Pemantauan kesejahteraan janin (hitung pergerakan janin, NST, Bpp).

5. Pemeriksaan USG yang umum dari volume cairan amnion.

6. Amnion infusion.

7. Induksi dan kelahiran.




Dukungan KONTES SEO Joko Susilo

Arsip Penyimpanan

Total Pengunjung Blog Ini :

  • 491.142 hits
Januari 2009
S S R K J S M
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
262728293031